Selasa, 08 Januari 2013

Jarak dan Waktu

Setiap hari kita bertemu Setiap hari kita bertatap muka Tetapi... Itu hanyalah sebatas angan semata Yang dibatasi oleh jarak dan waktu Dimana kini jarak dan waktu telah memisahkan kita Andaikan ku dapat memotong jarak seperti mudahnya ku memotong kuku Andaikan ku dapat mempercepat putaran waktu seperti mudahnya ku mempercepat waktu di jam tangan Andaikan semua itu bisa terjadi..... Tetapi aku yakin, Dengan adanya jarak, kita akan belajar menghargai apa itu artinya rindu Dengan adanya rindu, kita akan belajar menghargai sebuah waktu Yakinlah..... Selama apapun waktunya, sejauh apapun jaraknya, Kita pasti akan bertemu kembali Karna semua akan indah pada waktunya :)
Read more »»  

Selasa, 01 Januari 2013

Tuhan… Apa Aku Jatuh Cinta?

Aamiin...…”suara ku lirih menyambut untaian doa yang sedari dini hari ku panjatkan dalam hati. Ada kecemasan meliputi, ada berita yang sedang kunanti. Hari ini sahabatku Ardi akan menghadapi ujian akhirnya, ujian penentu kelulusan akan impian nya dari 4 tahun silam. Kemarin ia sempat sedikit pesimis karena urusan tugas akhirnya yang belum jua dapat persetujuan untuk diujikan, padahal batas akhir pendaftaran tinggal hitungan jam. Persis…mungkin aku pun ikut merasakan bagaimana letihnya ia kemaren, dan hari ini aku kembali menanti hasil ujian nya, ditolak kah?? Lulus kah??? …. Siang berganti malam, Ardi belum juga ada kabar darinya… aku sengaja tak menghubungi untuk bertanya langsung, yah… Ardi mungkin juga tak pernah menyadari bahwa aku sedang menanti ceritanya. Ahh… Lagi pula siapa aku di matanya?? Aku hanya sosok teman maya yang terlalu kikuk ketika bertemu, teman yang tak begitu pandai menyembunyikan tingkah, atau lebih sengaja menunduk dalam dari pada menatapnya… benar, lagi pula siapa aku…”aku membatin Malam kian pekat, malam ini aku sedikit terhibur karena tulisan pertamaku terbit di salah satu website. Aku langsung meraih handphoneku dan mulai ingin berbagi kegembiraan padanya bahwa satu lagi impianku terwujud, tapi tiba-tiba aku ingat bahwa Ardi seharian ini belum memberi kabar apa-apa, aku membatalkan ketikan pesan singkat yang baru saja ingin ku kirim. mengapa aku harus memberi tahu Ardi setiap kesenangan yang aku dapatkan, mengapa aku mencemaskan Ardi sedang mungkin Ardi tak pernah sadar akan keberadaanku, mengapa aku tiba-tiba merasa sedih karena Ardi tak mengabari ku sampai malam begini??” Ada yang salah…aku yang memang hanya mempercayainya sebagai sahabat laki-laki menjadi tak lagi pandai melihat batas-batas antara kami, aku tak dapat mendefinisikan warna-warni rasa hati. Mungkin terlalu ku bentang toleransi padanya hingga aku terjebak dalam lingkaran imajinasi semu. Tuhan… apa aku jatuh cinta??? Aku dapat tersenyum hanya dengan satu pesan darinya, padahal sedari dulu aku tak suka menggubris pesan-pesan singkat yang tak jelas. Tuhan… apa aku jatuh cinta..? Ketika rasa bahagianya pun dapat melapangkan hatiku, ketika sedihnya pun jadi sedihku. Hhmm… “aku tak ingin jatuh cinta dulu… Tuhan… aku tak ingin ada lagi rasa dan tingkah yang salah… Terlebih jatuh cinta pada ia yang belum pasti menjadi pendampingku. Dan ketidakjelasan akan terus menggalaukan hati jika tak berani tegas. Iya…atau tidak sama sekali “Terima kasih atas doa dan semangat nya…” pesan singkat dari Ardi. Ardi akhirnya memberitahuku hasil ujian nya, dan Aku hanya membalas dengan senyum Setidaknya aku menyadari bahwa aku tak ingin jatuh cinta dulu, sedang aku sendiri masih memilih meneruskan impian yang lain. Semoga tak ada lagi sahabat muslimah yang terlambat mendefinisikan apa-apa yang ia rasa. Toleransi mestilah tak memudarkan batas jelas yang sudah dipahami. Hingga nanti akhirnya cinta utuh hanya untuk belahan jiwa yang berani menjemput di batas waktu ketentuan-NYA… Bukan berpihak pada ketidakjelasan bersikap, ketidakjelasan rasa…dan terlarut penantian dan tingkah yang sia-sia. “Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran Karena terkadang penantian Membuka pintu-pintu syaithan” ― Salim A. Fillah Aku bukan tak ingin jatuh cinta, tapi cinta adalah kejelasan. Iya atau tidak sama sekali.
Read more »»  

Guyon Jowo

Iseng" aku coba buat entri ini men,smga bsa mnghbur bro n' sist sklian \m/ Couple Budeg Critane sardot ngenalke pacare sing jenenge juminten karo sodron.. Sardot : "dron kenalno iki pacarku jenenge juminten..piye dron bocahe ayu po ora?? " Sodron : "ancen pinter kowe dot olihe golek pacar..bocahe ayu tur lemu.." Sardot : "sopo sing bakul jamu.. kowe ojo ngece karo pacarku, pacarku iku kerjo dadi kasir..ngerti ora !!?" Sodron : "woalah dot dot..kuping yahono yahene kok ora bolong-bolong.." Sardot : "sopo sing wong gemolong?? Pacarku iku wong Purwodadi..aku suwe suwe stres dewe lho dron ngomong karo kowe tapi ora tau nyambung.." Sodron : "sing ora nyambung iku kowe PEKOK !!!!" Sardot : "dingaren kowe gelem towo-towo ROKOK. Lha ndi rokok'e..." Sodron sing wis jengkel njur ngomong karo juminten.. Sodron : "eh jum daripada kowe duwe pacar sardot mendingan kowe dadi pacarku wae. Sardot iku kan wonge BUDEG??" Juminten :"sampean ojo gumun mas..ancen mas sardot iku senengane Jangan GUDEG..." Sodron : "wooo jangkrik..jubule wis setelane tow..." Sardot & Juminten : !#$!%@#@^%$^&%$*&^ Salah Kiro Critane Juminten ki nduwe roso seneng karo Sardot, tapi ditunggu seko mongso rendeng,.ketigo tekan rendeng maneh kok Sardot durung nembak dekne..(waduh kok ngenes temen jum) Sore iku Juminten lagi jagongan karo Sardot.. podho ngopo yo? monggo dicek . . . Sardot : "jum.." Juminten : "opo mas?" Sardot : "aku ngesir cewek ki.." Juminten : "hah? Tenane mas? Selamat yo! Sopo cewek sing sial kuwi?" Sardot : "lah..kok malah ngece to..iki tenanan jum.." Juminten : "hahaha..iyo..iyo mas.. Lha kuwi bocah endi mas?" Sardot : "cewek kuwi sak deso karo kowe jum.." Juminten : "lho.. Kudune aku yo kenal.. Omahe sing endi mas?" Sardot : "neng ngarep omahe ono wit pelem..hehehe" Juminten : "halah..ngarep omahku yo ono wit pelem-e lho mas..xixixi" Sardot : "omahe wernane biru.. Hehehe" Juminten : "aduh..kok iso podho sih mas? Omahku kan yo biru mas..xixixi.." Sardot : "neng latare kebak telek pitik..." Juminten : "maaass njelehi aah...khan pitikku akeh mas.. Ciri-cirine wonge piye mas xixixi?" Sardot : "wonge rambute lurus dowo..hehehe" Juminten (ngelus-elus rambut dowo-ne) : "maaass..jo guyon tow..ah.." Sardot : "wong iki rupane mirip banget karo awakmu jum.. Hehehe.." Juminten (ngucel-ucel raine dewe) : "adauww..maaaasss... Sopo to wonge?..xixixi.." Sardot : "wong kuwi... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....IBUMU jum... hehehe..." . . *juminten nyakar nyakar dalan IBU DUAAAR KROMPYAAANG!!! Juminten : "AKU ORA KUAT URIP KARO PEAN MAS.. ora kuat tenan..!!" Sardot : "nesu yo nesu tapi mbok ojo mbatingi piring, gelas,sendok,termos,magic jar,kursi,lemari,dipan,pitik,wedus,kurungan manuk,anak lanang,anake tanggane,bakul janganan,tukang kredit panci,bank tithil,pak RT,pak RW,pak...." Juminten : "MAAASS..!! AKU SERIUS IKI !!" Sardot : "ciyuss?? Miapah??" Juminten : "suwi suwi tak plathok arit tenan pean..!!" Sardot : "ayu ayu kok galak neni jum..jum.. Yo wes karepmu piye?" Juminten : "daripada ngene terus,.aku ameh bali wae neng IBUku mas..!" Sardot : "hah?? Purik?? Yo wes lah podho..aku yo ameh bali neng IBUku.." Juminten : "lho.. Terus anake dewe sing cacahe limang ler ki melu sopo?" Sardot : "rasah dipikir jum.. bocah-bocah iki... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....khan yo duwe IBU ??" . . *juminten mbanting awake dewe Semoga bsa trhbur :)
Read more »»  

Deja Vu dan Rahasianya

Pernahkah Anda mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama persis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Dejavu. Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya "pernah lihat". Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para artinya adalah "sejajar" dan mnimi artinya "ingatan". Kenapa déjà vu bisa terjadi? Pertanyaan yang mundul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita. Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya. Déjà vu dipengaruhi usia Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’. Macam-macam déjà vu Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni: 1. Déjà Vu Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh. 2. Déjà Vécu Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau. 3. Déjà Senti Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun. 4. Jamais Vu Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak. 5. Déjà Visité Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi Déjà vu berasal dari salah saru kata atau frasa bahasa Perancis yang arti secara harfiahnya adalah “pernah melihat” . Maksudnya, seseorang mengalami suatu pengalaman yang dirasakan olehnya pernah dialami sebelumnya. Venomena ini (Deja vu) pertama kali di temukan dan diungkapkan oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama Emile Boirac yang telah mempelajarinya pada tahun (1851-1917) dan dibukukan yang berjudul “L’Avenir des sciences Psychiques” yang ditulisnya pada saat dia mengenyam pendidikan di University of Chicago Definisi déjà vu secara ilmu kejiwaan, menurut Dr. Vernon Neppe MD, PhD, Direktur Pacific Neuropsychiatric Institute (PNI), adalah pengaruh subjektif mengenai anggapan adanya kesamaan pengalaman saat ini dengan masa lalu yang sulit dijelaskan. Sedangkan James Lampinen, profesor psikologi dari University of Arkansas mendefinisikan déjà vu sebagai perasaan begitu kuat mengenai adanya kesamaan global yang terjadi pada situasi baru. Kesamaan pengalaman dalam déjà vu ini bersifat keseluruhan, hingga setiap detail terkecil, mirip sekali dengan yang pernah dialami seseorang di masa lampau. Tapi pengalaman ini selalu disertai dengan perasaan tidak nyata.deja-vu-brain Pengalaman déjà vu biasanya dibarengi dengan perasaan “sudah kenal” atau “sudah tahu” atau merasa “sudah pernah Mengalami”. Sering kali déjà vu menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan karena manusia seperti dipaksa secara tidak sengaja untuk menyaksikan potongan film kehidupannya yang mungkin menyeramkan, ganjil, atau bahkan tidak masuk akal. Biasanya pengalaman ini berhubungan dengan mimpi walaupun dibeberapa kasus secara jelas pengalaman ini “pernah benar terjadi sebelumnya”. Déjà vu ini memiliki beberapa variasi, yaitu: 1. Déjà vecu yang artinya pernah mengalami. 2. Déjà senti yang artinya memikirkannya. 3. Déjà visite yang artinya mengunjunginya. Ada juga 3 tipe déjà vu, yaitu: 1. déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu) 2. déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu) 3. déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu) 4. Kombinasi dari ketiga gejala déjà vu tersebut, di mana seseorang merasa pernah hidup sebagai orang lain di satu tempat dan waktu yang sama, bahkan merasakan perasaan yang sama pula. Dari beberapa variasi dan tipe déjà vu diatas, maka dapat ditarik hubungan bahwa: Déjà vecu merupakan déjà vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life déjà vu) •Déjà senti merupakan déjà vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling déjà vu) Déjà visite merupakan déjà vu yang berkaitan dengan tempat (place déjà vu). Terkadang déjà vu juga diuraikan seperti perasaan yang telah melihat atau mengalami sesuatu sebelum ketika orang yang mengalami hal tersebut mengetahui kapan dia pernah melakukannya. Namun déjà vu disalahgunakan sebagi suatu pengalaman precognitive, perasaan pernah mengalami sesuatu dan mengetahui persisnya apa yang akan terjadi berikutnya, dan itu terjadi. Suatu hal yang penting dari déjà vu adalah mengalami sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan suatu hal yang penting dari precognitive adalah menunjukkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun bukan suatu hal yang pernah dilakukan atau dilihat di masa depan. Déjà vu dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu: 1. Associative Déjà Vu Tipe déjà vu yang paling umum dialami oleh orang-orang sehat normal adalah associative secara alami di dunia ini. Manusia melihat, mendengar, membaui atau mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan suatu perasaan bahwa manusia tersebut berhubungan dengan sesuatu yang telah dilihat, didengar, dibaui, atau dialami oleh manusia tersebut. Ilmuwan terdahulu berpikir bahwa déjà vu jenis ini adalah suatu pengalaman “ingatan dasar” dan berasumsi bahwa pusat memori otak yang bertanggung jawab untuk itu. 2. Biological Déjà vu Ada juga kejadian déjà vu antar orang-orang dengan epilepsi cuping sementara. Tepat sebelum epilepsi, penderita sering mengalami atau merasa déjà vu. Dengan adanya pengklasifiasian di atas dapat teridenfikasi bahwa isyarat otak dimana déjà vu jenis ini dimulai. Namun, dengan alasan ini pula déjà vu jenis ini berbeda gengan tipikal déjà vu sendiri. Orang yang mengalami déjà vu jenis ini mungkin akan mempercayai bahwa mereka telah mengalami peristiwa atau keadaan yang sama sebelumnya, disbanding dengan perasaan yang cepat berlalu. Pengertian Déjà vu dari sudut pandang psikologi adalah ilusi seperti sudah kenal/ sudah akrab dengan suatu tempat yang sama sekali asing. Timbulnya peristiwa ini diyakini orang sebagai akibat adanya syarat yang sudah dikenali, namun ada dalam sub-ambang kesadaran. Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan ditengah kota, beberapa ciri tampak seperti sama dengan penghayatan yang pernah dialami di tempat lain. Intinya deja vu merupakan suatu fenomena aktivitas otak manusia yang berkaitan dengan memori yang lazim disebut “pemanggilan ulang” Penjelasan ini memperkuat fakta bahwa “penataan ulang memori” pada saat tertentu mempengaruhi keadaan alam sadar manusia ,Bannister dan Zangwill (1941) mencoba menganalisis déjà vu dengan menggunakan hypnosis pada 10 subjek penelitian. Ternyata 3 dari 10 di antaranya mengalami déjà vu. Cleary (2008) mengajukan hipotesis bahwa déjà vu merupakan bentuk dari sesuatu yang telah familiar diketahui yang disebut cripyamnesia adalah susuatu yang telah dipelajari namun tidak disimpan baik di otak, namun pada suatu waktu memori dalam “membukanya” . "Yang jelas hampir 70% manusia pernah mengalami deja vu walau tanpa mereka sadari, dan deja vu bukan merupakan suatu penyakit psikologis maupun penyakit gangguan pada Otak,tatepi lebih pada suatu akibat dari kegiatan otak/memori tentang suatu objek tanpa kita sadari."
Read more »»